Selasa, 23 Desember 2008

153060051
kontemporer
DAMPAK JAM TAYANG FILM KARTUN TERHADAP
PROSES PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
Jam Tayang Film Kartun
A. Latar Belakang
Menonton televisi sudah merupakan kebiasaan sehari-hari hingga waktu luang hanya dimanfaatkan untuk menonton televisi. Kebanyakan pengguna televise adalah anak-anak yang berinteraksi dengan televise dengan pasif, bahkan sering kali sering kali terhanyut dan terpaku dalam menikmati tayangan televise.
Televisi memperkenalkan kepada anak-anak seluruh realitas dunia yang begitu luas dan transparan bukan semata-mata dunia anak-anak, tapi juga dunia orang dewasa yang sering gayut dan out of proportion dari dunia anak. Anak-anak begitu leluasa menonton berbagai acara televisi bahkan cenderung membabibuta, sementara pengendalian dari orang tua tampaknya tak pernah sunguh-sunguh dilakukan.
Penayangan film kartun di salah satu televisi swasta nasional (GLOBALTV) mulai dikeluhkan oleh masyarakat. Keluhan tersebut antara lain menyangkut jam tayang dan intensitas tayang film yang berlebihan. Berita tersebut menambah daftar ketidakpuasan masyarakat, terhadap pertelevisian di Indonesia, padahal tidak banyak kegiatan lain yang dapat menandingi kemampuan televisi dalam mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku anak-anak.
Sebenarnya tidak mengherankan jika anak-anak terpikat pada televisi karena umunya tersedia dirumah. Namun televisi pada hakekatnya “merampas” waktu anak-anak untuk bisa bergaul dengan seusianya. Juga tayangan film kartun berdurasi hanya beberapa menit dan adanya iklan mempengaruhi cara berpikir anak dalam berkonsentrasi. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan anak dalam belajarnya, yang hanya mampu berkonsentrasi dalam beberapa menit.
Hal ini berarti fungsi media sebagai salah satu agen sosialisasi akan semakin berpengaruh dalam kehidupan anak, sementara para agen-agen sosialisasi yang lainnya mengalami pergeseran. Masyarakat sekitar atau tetangga berkurang fungsinya dalam mengendalikan prilaku anggota masyarakat karena tatanan hidup yang bertambah individualistis.
Namun demikian, televisi dengan potensi positif dan kemungkinan pengaruh negatifnya harus diakui merupakan sebuah realitas social yang telah melembaga dalam masyarakat masa kini. Fenomena ini tidak dapat diabaikan begitu saja, juga tak sepenuhnya dapat dihindari.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh hubungan antara jam tayang film kartun terhadap proses perkembangan social anak?.

C. Kerangka Teori
Kerangka teori disini yang digunakan adalah “use and gratification”. Model ini tidak teretarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan pada orang terhadap media.

D. Metode
Metode yang digunakan adalah metode kualitif
a. Jenis penelitian
Penelitian tersebut menggunakan survey, yang mana metode ini menyebarkan kuisioner langsung kepada anak-anak yang nantinya akan didapakan suatu data.
Survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi ;1995 :3 ).
b. Defenisi Konseptual
Pada frekuensi atau lama menonton televise adalah seberapa lamanya kita menghabiskan waktu duduk didepan pesawat televise. Sedangkan pada jenis acara televise, suatu acara yang ditayangkan oleh televise sehingga dapat menarik khayalak untuk menonton acara tersebut.
Pada perkembangan sosial anak, dimana anak hidup bersosialisasi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhannya. Ia akan berprilaku yang dapat diterima sosial. Maksudnya adalah anak yang akan berusaha untuk bersikap supaya diterima dilingkungan atau kelompok bermainnya. Memainkan peran sosial yang dapat diterima, ia harus pintar membawa dirididalam lingkungannya agar diterima didalamnya.
Maksud dari perkembangan sikap sosial disini adalah dalam bersosialisasi ia harus dapat mengembangkan prilaku, tidak hanya sebagai pengikut. Sedangkan kepuasan pribadi adalah ia akan merasa senang jika ia sudah menemukan lingkungan yang pas baginya. Pada tingkat intensitas hubungan dengan orang tua adalah seberapa dekatnya anak dengan orang tuanya. Jik dengan guru seberapa terbukanya dengan guru.

c. Defenisi Operasional
penggunaan media televise dapat diukur berdasarkan motivasi menggunakan media televise, frekuensi menonton televise, dan jenis acara yang bisa ditonton. Pada perkembangan sosial anak ada 3 indikator yaitu :
a)Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosial yang siukur melalui banyaknya kesempatan ( waktu ) yang digunakan oleh anak untuk berhubungan dengan temannya.
b) Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Hal ini dapat diukur dengan cara mengetahui penampilan nyata yang sesuai dengan standar kelompoknya.
c) Perkembangan sikap sosial dan kepuasan pribadi yang diukur dengan cara mengetahui perasaan suka atau tidaki suka serta aman berada ditengah teman-teman yang dimilikinya.
Pada tingkat intesitas hubungan dengan orang tua dapat pula di ukur dengan cara menanyakan pada saat atau waktu apa saja orang tua ada dirumah. Sedangkan tingkat intensitas hubungan dengan guru dapat diukur dengan cara membantu menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

Ucapan
Trima kasih terutama kepada dosen pengampu mata kuliah kontemporer yang telah banyak mengajarkan kami dalam penulisan artikel ini, dan tidak lupa juga buat teman-teman yang telah membantu dalam memberi ide-idenya,

Daftar pustaka
Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada university press,1984 yogyakarta
Elazabeth B.hurlock, Perkembangan Anak, Edisi Keenam, Erlangga,Jakarta
Effendy Sofian, Singarimbun Masri, Metode penelitian survey, PT Pustaka, 1995: Jakarta
Uchana Onong, Ilmu Kominikasi, Teori dan Praktek, Rosda Karya, 1990 : Bandung
Rahmat Djalanudin, Metode Penelitian Kuantitatif, Rosda Karya, 1991 : Bandung

Selasa, 07 Oktober 2008

visi dan misi

Visi,misi
Dalam pemilihan cagub dan cawagub jabar 2008 memiliki visi dan misi yang tidak jelas. Terlihat dari visi dan misi yang mereka sampaikan kepada hayalak luas.
Visi adalah pernyataan yang mendefinsikan sesuatu yang ingin dicapai perusahaan/organisasi di waktu yang akan datang. Visi lebih terkonsentrasi ke masa depan (jangka panjang ) dan cenderung merupakan pernyataan yang sifatnya strategis.Misi adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinsikan apa yang sedang/akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu dekat atau saat ini.
Misi lebih terkonsentrasi ke saat ini dan merupakan target-target yang sifatnya lebih operasional yang mungkin dikaitkan dengan customer, proses-proses dalam organisasi, serta tingkat kinerja yang diinginkan.Dari visi dan misi cagub dan cawagub yang mereka sampaikan masih terlihat kesalahan dan kekurangan. Kita telah melihat visi dan misi yang sampaikan hanya pencapaian tujuan dalam jangka waktu-waktu tertentu, tidak adanya dimensi ukur dan nilai-nilai targetnya. Yang menyulitkan dalam pencapaian tujuan. Visi dan misi masih tidak jelas bedanya.

Kamis, 11 September 2008

Organisasi yang manajemennya buruk

Apakah organisasi itu?

Organisasi adalah pengaturan yang tersusun terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. misalnya perguruan tinggi, perkumpulan mahasiswa, departemen pemerintahan dan banyak lagi. Tiap organisasi terdiri dari orang-orang, seseorang yang bekerja sendirian bukan dikatakan sebagai organisasi. Dan dalam organisasi diperlukan orang supaya dapat melakukan perkerjaan yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai sasarannya. Organisasi menyusun struktur yang tersusun sehingga anggota mereka dapat melakukan pekerjaan.
Manajemen adalah proses mengordinasikan aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain untuk tujuan bersama. Manajemen harus dilakukan oleh kesepakatan bersama dan komitmen yang sama juga. Apabila terdapat perbedaan tujuan dan komitmen satu organisasi akan menjadi simpangsiur.
Manajemen merupakan hal terpenting dalam organisasi. Bagaimana apa bila organisasi yang manajemennya buruk?
Organisasi yang manajemennya buruk terjadi karena banyak hal.
· Manajer maupun anggota lebih mengutamakan kepentingan pribadi dari pada organisasi.
· pembagian kerja juga tidak teratur.
· Tanggung jawab dari pimpinan maupun anggota rendah.
· Tidak adanya disiplin dalam diri pimpinan dan anggota.
· Keadilan dan kejujuran tidak ada dalam diri pimpinan dan anggota
· Visi dan misi tidak jelas.
Manajemen yang buruk pada organisasi terdapat individu-individu yang tidak bertanggung jawab atas tugas yang diemban oleh masing-masing anggota diakibatkan karena organisasi tidak memiliki tujuan yang jelas.